Materi perilaku konsimen

 Nama ; ikhsan wijaya 

Npm : 10120466 

Kelas : F2 manajemen 

Dosen Pengampu : Pulze Pulung., S.E., M.Si 

Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen memiliki definisi umum sebagai sebuah studi yang membahas atau mempelajari tentang konsumen dan bagaimana mereka dalam melakukan pembelian produk baik berupa barang maupun jasa. 

Sehingga, melalui ilmu ini para penjual atau produsen bisa paham bagaimana tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Dimulai dari sebelum melakukan pembelian sampai sesudahnya. Kenapa hal ini perlu dipelajari? Supaya, pihak produsen bisa mempromosikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. 

Hal ini akan mendorong terjadinya transaksi, karena konsumen akan sadar kalau keinginannya bisa dipenuhi oleh produk tersebut. Kemudian, pengetahuan tentang karakter konsumen pasca transaksi juga penting untuk diketahui. 

Tujuannya adalah bisa melakukan remarketing atau pemasaran berulang kepada mereka. Jika tekniknya disesuaikan dengan karakter konsumen, maka memperbesar peluang untuk memiliki konsumen loyal atau konsumen setia. 

Apakah terdengar mudah untuk dilakukan? Secara teori iya, namun akan sebaliknya ketika dipraktekkan secara langsung. Sebab jika membahas mengenai perilaku dari konsumen maka pada dasarnya membahas suatu hal yang sifatnya dinamis. 

Setiap konsumen secara personal memiliki penilaian dan pertimbangan tersendiri dalam memilih produk yang dibutuhkan. Selain itu, selera konsumen juga cenderung mudah berubah. 

 

Pengertian Menurut Ahli

Supaya lebih mudah memahami dan mempraktekan perilaku konsumen dalam kegiatan pemasaran. Maka bisa mendalami dulu definisinya, selain yang disampaikan di atas juga perlu mengetahui definisi yang disampaikan para ahli. 

Berikut adalah beberapa diantaranya: 

1. John C. Mowen dan Michael Minor

Dua ahli bernama John C. Moven dan juga Michael Minor menjelaskan tentang pengertian dari perilaku konsumen. Menurut keduanya, perilaku konsumen adalah studi unit dan proses pembuatan keputusan seseorang dalam menerima, menggunakan, membeli, dan menentukan produk.

Jadi, perilaku konsumen merupakan sebuah proses yang dilalui oleh konsumen itu sendiri dalam menerima, menggunakan, membeli, dan menentukan produk. Sehingga produsen bisa paham apa yang mereka pertimbangkan sebelum berbelanja. 

2. Schiffman dan Kanuk (2000)

Berikutnya adalah pendapat dari Schiffman dan Kanuk yang disampaikan pada buku karya mereka yang terbit di tahun 2000. 

Keduanya menyampaikan, perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana seseorang membuat sebuah keputusan untuk membelanjakan sumber daya yang mereka punya misalnya uang, waktu, dan tenaga mereka untuk mendapatkan produk yang akan dikonsumsi.

3. Kotler dan Keller (2008)

Pendapat ahli yang terakhir datang dari Kotler dan Keller. Keduanya sepakat menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah sebuah studi yang mempelajari individu, kelompok, maupun organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Dari ketiga ahli tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah proses dimana seorang konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli.

Dalam proses tersebut terjadi sejumlah pertimbangan, konsumen memilih dari sekian pilihan, mengecek beberapa hal mulai dari kualitas sampai kondisi finansial, sampai keputusan untuk melakukan pembelian dilakukan. 

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen yang merupakan sebuah proses dengan ujungnya adalah terjadi transaksi pembelian produk. Maka dalam proses tersebut sebelum sampai ke ujung akan ada banyak hal dilakukan dan dipertimbangkan. 

Hal ini kemudian memunculkan sejumlah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor tersebut antara lain: 

1. Sosial

Faktor pertama yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen adalah faktor sosial. Cakupannya dimulai dari status sosial konsumen itu sendiri kemudian kondisi lingkungan sosial dimana konsumen tinggal. 

Status sosial kemudian akan berhubungan dengan kondisi finansial yang mempengaruhi daya beli konsumen tersebut. Semakin tinggi status sosialnya, maka semakin sedikit pertimbangan dalam menentukan produk yang akan dibeli. 

Jadi, logikanya adalah orang kaya tidak akan ragu membeli makan yang seporsinya Rp 100.000. Sementara pada orang yang kondisi keuangannya belum bagus, tentu memilih membeli makan yang seporsinya Rp 10,000 saja. 

Kemudian terkait faktor lingkungan. Jadi, dimana seseorang tinggal maka akan menentukan perilakunya dalam berbelanja. Jika ada di lingkungan orang-orang yang royal dan tidak ragu belanja barang mahal. 

3. Budaya

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor budaya yang mencakup agama, ras, adat, dan juga stratifikasi sosial. Latar belakang budaya seorang konsumen akan mempengaruhi perilaku atau sikap mereka terhadap penawaran suatu produk. 

Misalnya saja, bagi masyarakat yang beragama Islam tentu akan menunjukan sikap positif saat ditawarkan produk hijab. Sebab mereka akan memakai hijab untuk menunjang aktivitas dalam keseharian. 

Bandingkan dengan konsumen yang agamanya non Islam, misalnya Kristen. Berhubung mereka dalam agamanya tidak diwajibkan untuk berhijab maka mereka tidak akan tertarik pada produk hijab. Sekalipun ditawarkan dengan teknik yang jenius. 

3. Pribadi

Faktor berikutnya adalah dari pribadi konsumen itu sendiri. Faktor ini cakupannya juga luas. Mulai dari aspek demografis yang mencakup usia, jenis kelamin, jumlah pendapatan, pola pikir pada kebutuhan, dan lain sebagainya. 

Kemudian juga mencakup minat dan impresi dari konsumen tersebut. Setiap konsumen punya minat yang berbeda-beda pada setiap produk. Konsumen A mungkin berminat membeli tas merek A dengan model B. 

Namun berbeda dengan konsumen lain yang bisa jadi lebih suka model C atau justru dari merek lain. Begitu juga dengan usia, jenis kelamin, pendapatan, dan sebagainya. Semuanya akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk. 

Jadi, tidak heran jika kaum Adam dikenal tidak suka belanja namun sekalinya belanja bisa menghabiskan banyak uang. Sementara wanita, cenderung doyan belanja dan susah mengontrol keinginannya jika ada uang. 

Jadi, masalah gender atau jenis kelamin memang mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menentukan pilihan produk yang akan dibeli. Meskipun umum, tentunya ada beberapa yang secara khusus hanya belanja jika benar-benar butuh. 

4. Psikologis


Biasanya konsumen ikut terpengaruh, akan ikut belanja dengan pertimbangan yang terbatas. Begitu juga sebaliknya. Jika konsumen tinggal di daerah yang masyarakatnya tidak suka belanja. Maka mereka juga enggan royal saat berbelanja.

Faktor terakhir yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kondisi psikologis konsumen tersebut. Kondisi psikologis ini bisa berupa gaya hidup, jadi seseorang yang punya gaya hidup hedon tentu lebih mudah belanja. 

Apapun produk yang ditawarkan kepada mereka, karena tidak terlalu memusingkan perlu tidaknya produk tersebut. Jika dirasa menarik, bisa dinilai menguntungkan untuk dimiliki. Maka berapapun harganya pasti dibeli. 

Sebaliknya, bagi seseorang yang punya gaya hidup sederhana maka mereka punya seribu satu hal untuk dipertimbangkan. Perlu berpikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. 

Komentar